Skip to content
Narrow screen resolution Wide screen resolution Auto adjust screen size Increase font size Decrease font size Default font size blue color orange color green color Sign In

Matematika IPB

 
Informasi Publikasi

Judul Artikel : Analisis Algoritma dan Waktu Enkripsi Versus Deskripsi pada Advanced Encryption Standard (AES)
Penulis : Endang PG, Sugi Guritman dan Ahmad Ridha (2005)
Judul Publikasi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol.3 No.1 hal. 8-18
Nama Penerbit : Departemen Ilmu Komputer FMIPA, Institut Pertanian Bogor
Kota : Bogor
Jenis : Jurnal Nasional
Bahasa : Indonesia
Abstrak : AES merupakan algoritme kriptografi yang didesain untuk beroperasi pada blok pesan 128 bit dan menggunakan tiga variasi blok kunci dengan panjang bit 128 bit, 192 bit, atau 256 bit. Empat proses utama algoritme terdiri atas satu proses permutasi (ShiftRows) dan tiga proses subsitusi (SubBytes, MixColumns, dan AddRoundKey). Analisis teori menyimpulkan, proses enkripsi AES didesain untuk melakukan proses penyandian secara rahasia dengan tingkat keamanan tak linear dengan kompleksitas waktu seefisien mungkin melalui penggunaan proses-proses transformasi yang ringan dalam implementasi. Akan tetapi, invers (proses kebalikan) dari proses-proses tersebut memiliki efisiensi yang rendah, akibatnya proses dekripsi AES menjadi lambat. Dengan analisis algoritme, didapatkan AES memiliki kompleksitas pada lingkup O(n) baik bagi proses enkripsi maupun dekripsi. Dari analisis keamanan AES dikategorikan memiliki level ketangguhan keamanan yang cukup memadai. Dari analisis hasil uji perbandingan kecepatan dapat disimpulkan bahwa AES memiliki kinerja waktu yang tinggi. Sedangkan melalui analisis uji implementasi enkripsi versus dekripsi mengggunakan MatLab 6.5 dapat disimpulkan bahwa dari segi efisiensi, proses enkripsi tidak sama dengan proses dekripsi, dengan efisiensi dekripsi relatif lebih rendah. Dari hasil uji statistik (independent-sample T-test) dengan selang kepercayaan alpha = 95% antara proses enkipsi dan dekripsi berbeda nyata dengan nilai signifikan 0.01. Hasil ini menunjukkan bahwa AES bukan merupakan algoritme dengan struktur jaringan feistel sesuai dengan yang dikemukan oleh Stallings (2003).
 
Link Penulis
No Nama Dosen
1 Dr. Sugi Guritman

Random Quotes

Racun tetap racun, meskipun ditempatkan dalam cawan emas.

anonim