Skip to content
Narrow screen resolution Wide screen resolution Auto adjust screen size Increase font size Decrease font size Default font size blue color orange color green color Sign In

Matematika IPB

 
Data Tesis
 
Judul : ANALISIS DINAMIKA PENYEBARAN VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN DUA SEROTIPE
Jenis :
Penulis : Ahmad Suyuti Latief, Spd
NRP : G551070161
Tanggal Lulus : 08 May 2010
Tanggal Seminar :
Tanggal Sidang :
Pembimbing : Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, MS.
Drs. Ali Kusnanto, M.Si.
Prof. Dr. Toni Bakhtiar, M.Sc.
Ringkasan : Demam berdarah (dengue fever) adalah penyakit endemik di daerah tropis dan sewaktu-waktu berjangkit di daerah subtropis dan daerah yang bersuhu tinggi. Demam berdarah secara umum ditemukan menyerang anak-anak dan remaja dengan gejala demam secara tiba-tiba, sakit kepala, mimisan, muntah, dan gejala lainnya (Esteva & Vargas 2002). Demam berdarah yang banyak berjangkit di daerah Asia Tenggara adalah Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). DHF adalah salah satu bentuk infeksi ganas dari penyakit demam berdarah dengue dengan risiko kematian yang lebih tinggi dari pada demam dengue lainnya. Sedangkan DSS adalah kondisi kelanjutan dari DHF (Chakraborty 2008). Demam berdarah dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya (Esteva & Vargas 2002). Untuk menentukan terjadinya endemik suatu penyakit pada suatu daerah digunakan kriteria bilangan reproduksi dasar . Bila berarti tidak terjadi endemik dan bila berarti terjadi endemik (Brauer 2008). Dari analisis model penyebaran virus demam berdarah dengue dengan dua serotipe diperoleh empat macam titik kesetimbangan sebut , E1, E2 dan E3. Untuk menentukan titik kesetimbangan endemik dengan cara memisalkan virus serotipe I yang menginfeksi populasi, sehingga diperoleh titik kesetimbangan dan bila virus serotipe II yang menginfeksi populasi diperoleh titik kesetimbangan Titik koeksistensi kesetimbangan endemik terjadi karena dua jenis virus yaitu serotipe I dan II menyerang secara bersama pada populasi didapat titik kesetimbangan koeksistensi endemik Dengan menganalisis model didapat syarat-syarat kestabilan dan beberapa teorema untuk kestabilan titik-titik kesetimbangan. Dari simulasi model didapat solusi model secara numerik, titik kese-timbangan dan kestabilannya, dan parameter-parameter penting yang mempengaruhi perilaku model. Pada saat titik bebas penyakit, diperoleh nilai-nilai variabelnya tidak semua bernilai nol, sehingga selalu terdapat populasi sehat. Dengan simulasi juga dapat dilihat daerah titik-titik kesetimbangan untuk nonendemik, endemik dan koeksistensi dari dua jenis virus DBD. Simulasi juga menunjukkan bahwa kestabilan titik-titik kesetimbangan dipengaruhi oleh besar kecilnya bilangan dasar reproduksi (Â0) yang diperoleh, dan juga ditemukannya titik percabangan trayektori atau transcritical bifurcation model pada saat Â0 = 1. Dengan melakukan perubahan nilai-nilai parameter pada simulasi, didapat perubahan perilaku model, antara lain; bertambahnya penularan virus dari manusia ke nyamuk dan dari nyamuk kemanusia mempengaruhi secara langsung terhadap naiknya infeksi virus DBD dua serotipe pada populasi, sesuai dengan jenis infeksi virus yang menginfeksi populasi pada masing-masing kompartemen. Bertambahnya nilai peluang seorang terkena sakit demam berdarah oleh dua serotipe, menyebabkan bertambahnya populasi koeksistensi, begitu pula sebaliknya. Kata kunci: epidemik model, demam berdarah, bilangan dasar reproduksi

Random Quotes

Jika kita kita berbuat baik, kebaikan pula yang akan kita terima kelak.

anonim