Judul | : | PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR FUZZY DENGAN FUNGSI TUJUAN GANDA |
Jenis | : | Skripsi |
Penulis | : | Budhi Santoso Achmad |
NRP | : | G270629 |
Tanggal Lulus | : | 01 January 1970 |
Tanggal Seminar | : | |
Tanggal Sidang | : | |
Pembimbing | : |
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Dr. Ir. Fahren Bukhari, M.Sc. |
Ringkasan | : | Meningkatnya kompleksitas masalah dalam program linear biasa mengakibatkan terlalu banyak asumsi yang dibutuhkan sehinggan kekaburan solusinya menjadi semakin besar. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah programa linear tersebut adalah dengan menggunakan teori gugus fuzzy, yaitu pendekatan yang menangani masalah programa linear menurut standar derajat keanggotaan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari penyelesaian masalah programa linear fuzzy dengan fungsi tujuan ganda menggunakan pendekatan Pemotongan-(alpha) dan Formulasi-(lambda), selanjutnya kedua pendekatan tersebut dibandingkan. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah programa linear fuzzy adalah pendekatan Pemotongan-(alpha) yaitu pendekatan yang memilih derajat keanggotaan (alpha) menjadi 1/n bagian sehingga untuk setiap (alpha) tertentu dapat ditentukan solusinya dengan menggunakan programa linear biasa, dan pendekatan Formulasi-(lambda) yaitu dengan pendekatan yang menggunakan model Formulasi-(lambda) (model programa linear biasa yang bertujuan memaksimalkan (lambda)), dengan (lambda) menyatakan derajat keterkaitan antara kendala dan fungsi tujuan. Pendekatan Pemotongan-(alpha) akan menghasilkan solusi dalam bentuk parametik yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pada derajat keanggotaan tertentu. Pendekatan ini merupakan perluasan dari programa linear biasa, di mana solusi pada programa linear biasa merupakan solusi pada programa linear fuzzy dengan derajat keanggotaan sama dengan satu. Sedangkan pendekatan Formula-(lambda) akan menghasilkan sulosi yang mengandung derajat keterkaitan tertinggi. |
Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, bersolat dan berjihad. Apabila mati orang yang berilmu, maka terdapat suatu kekosongan selain oleh penggantinya(yang berilmu juga)