Judul | : | MODIFIKASI MODEL HOTELLING UNTUK ANALISIS KEBIJAKAN PENYESUAIAN HARGA |
Jenis | : | Skripsi |
Penulis | : | Janry Haposan Panusunan |
NRP | : | G301507 |
Tanggal Lulus | : | 11 September 1998 |
Tanggal Seminar | : | |
Tanggal Sidang | : | |
Pembimbing | : |
Dr.Ir. Dominicus Savio Priyarsono MS Dr. Jaharuddin, MS. |
Ringkasan | : | Perilaku perusahaan perusahaan dipasar merupakan objek yang rumit untuk dianalisis. hal ini disebabkan beragam tindakan atau strategi yang mungkin dilakukan masing-masing perusahaan guna mencapai tujuan tujuan yang telah ditetapkan. Perilaku perusahaan perusahaan tersebut dapat direpresentasikan dalam suatu model permainan yang dikenal dengan permainan strategi. Slah satu diantaranya adalah model hoteling. Mode hotelling adalah suatu model yang menganalisis prilaku dua perusahaan (duopolis) yang bersaing dalam menentukan lokasi penjualan dan harga produk yang memberika keuntungan maksimum bagi suatu perusahaan dari pasar. Oleh karena itu , maksimisasi keuntungan perusahaan dipengaruhi oleh strtegi lokasi dan harga yang terapkan oleh masing-masing perusahaan. Persaingan tersebut dibentuk dalam suatu model permainan yang disebut sebagai permainan non-kerjasama (noncooperative game). Untuk memperoleh harga dan lokasi kesetimbangan, maka permainan tersebut dilakukan dengan cara sckuensial (bertahap), yaitu pada tahap pertama adalah pemilihan lokasi, dan dan pada tahap kedua adalah penetapan harga produk. Hotelling menyimpilkan bahwa kesetimbangan permainan (persaingan) tercapai pada harga suatu produk yang sama, dan lokasi yang sama yaitu pada pertengahan daerah pasar. Kesimpulan ini menyatakan kecenderungan setiap setiap perusahaan untuk mengelompokkan pada pertengahan daerah pasar (aglomerasi). Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis modifikasi model Hotelling yang dilakukan oleh d'Aspremont et al. (1979) terhadap fungsi biaya transportasi pada model tersebut, kesetimbangan permainan tercapai pada keadaan di mana setiap perusahaan cenderung untuk memilih lokasi terpisah secara maksimum (non-aglomerasi). Lebih lanjut Zhang (1995) berdasarkan hasil analisi d'Aspremont et al., mengemukakan bahwa apabila ditambahkan satu tahap permainan lagi, yaitu pilihan untuk melakukan kebijakan penyesuaian harga atau tidak, maka diperoleh keadaan kesetimbangan dimana masing-masing perusahaan cenderung melakukan kolusi secara diam-diam (tanpa bermufakat secara langsung) dalam penetapan harga produk dan memilih lokasi pada daerah pertengahan pasar (aglomerasi). Dari hasil pembahasan terhadap kondisi di atas diharapkan dapat memberikan kontribusi baik dalam upaya mempelajari teori permainan itu sendiri maupun dalam upaya pengembangannya yang lebih relevan dengan keadaan didalam dunia nyata. |