Judul | : | Fertilitas merupakan salah satu komponen kependudukan yang berpengaruh terhadap jumlah, struktur dan penyebaran penduduk di suatu wilayah. Pengukuran fertilitas diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk di suatu negara. Pada umumnya negara-negara berkembang tidak mempunyai data vital statistik sehingga pengukuran tingkat fertilitas dengan menggunakan data vital statistik sulit dilakukan. Oleh karena itu dilakukan pengukuran tingkat fertilitas dengan menggunakan data sensus. Pengukura |
Jenis | : | |
Penulis | : | Intan Baiduri |
NRP | : | G551070551 |
Tanggal Lulus | : | 08 May 2010 |
Tanggal Seminar | : | |
Tanggal Sidang | : | |
Pembimbing | : |
Dr. Ir. Hadi Sumarno, MS. Dr. Ir. Retno Budiarti, MS. Drs. Ali Kusnanto, M.Si. |
Ringkasan | : | Fertilitas merupakan salah satu komponen kependudukan yang berpengaruh terhadap jumlah, struktur dan penyebaran penduduk di suatu wilayah. Pengukuran fertilitas diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk di suatu negara. Pada umumnya negara-negara berkembang tidak mempunyai data vital statistik sehingga pengukuran tingkat fertilitas dengan menggunakan data vital statistik sulit dilakukan. Oleh karena itu dilakukan pengukuran tingkat fertilitas dengan menggunakan data sensus. Pengukuran dengan menggunakan data sensus disebut pengukuran tidak langsung. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju penurunan fertilitas secara langsung ialah penggunaan alat kontrasepsi. Banyaknya wanita yang memakai alat kontrasepsi mempunyai pengaruh terhadap fertilitas, artinya pemakaian alat kontrasepsi menyebabkan fertilitas menurun. Keluarga Berencana (KB) merupakan strategi pemerintahan Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Pada saat ini akseptor KB meningkat dari 50% pada SDKI 1991 menjadi 61% pada SDKI 2007 namun laju pertumbuhan penduduk tetap, untuk itu diperlukan suatu metode untuk mengukur keefektifan penggunaan KB. CPA merupakan teknik tidak langsung untuk mengukur tingkat kontrol fertilitas dalam perkawinan. CPA didasari pada usia ketika menikah dan lamanya pernikahan. Model CPA dapat digambarkan dalam bentuk tabel pariti progres multi state yang terbagi tiga state, yaitu bukan pengontrol, pengontrol potensial dan pengontrol sebenarnya. Batas atas dan batas bawah merupakan selang kepercayaan dari pengontrol sebenarnya. Batas atas dan batas bawah dibangkitkan oleh tingkah laku pure spacing dan perfect stopping. Pure spacing ialah tingkah laku semua pengontrol fertilitas yang memulai kontrol fertilitas pada pariti 0. Perfect stopping ialah tingkah laku yang memulai kontrol fertilitas pada suatu pariti dan tetap pada pariti tersebut. Data penduduk Indonesia yang digunakan ialah data kelompok wanita yang menikah pada usia 20-24 dan lamanya pernikahan 25-29 tahun. Data diperoleh dari SDKI tahun 2007. Pada saat survei dilakukan kelompok wanita tersebut berusia sekitar 45-49 tahun. Kelompok wanita yang diteliti menikah sekitar tahun 1978-1982. Nilai pariti tertinggi diperlukan untuk membatasi pariti dalam melakukan kontrol fertilitas yang efektif. Pada penelitian ini, nilai pariti tertinggi yang diambil ialah 10, d k = 􀝇􀯗 􀵌7,􀝇􀯗 􀵌4, 3 d k = . Nilai g adalah konstanta dari nilai rasio pariti progres pengontrol sebenarnya. Jika g bernilai nol maka akan menghasilkan tingkah laku perfect stopping. Jika g bernilai satu maka akan menghasilkan tingkah laku pure spacing. Jika nilai g pada interval terbuka (0,1) maka akan menggambarkan perkembangan tingkah laku dari satu tahap ke tahap berikutnya. Pada penelitian ini nilai g yang diambil ialah 0.5. Hal ini dapat menggambarkan tingkah laku pengontrol fertilitas pada kelompok wanita yang menikah pada usia 20-24 tahun dan lama pernikahan 25-29 tahun. Nilai d k =10 berdasarkan data kelompok wanita Indonesia yang diteliti pada tahun 2007. Proporsi wanita yang pernah melakukan kontrol fertilitas pada pariti penghenti tersebut sebanyak 72.4%. Berdasarkan asumsi pertama CPA diambil pariti penghenti d k =7. Proporsi wanita yang pernah melakukan kontrol fertilitas pada pariti penghenti tersebut sebanyak 61.7%. Penentuan penghenti pariti, 4 d k = sesuai keinginan kelompok wanita untuk memiliki dua sampai tiga anak. Kelompok wanita yang melakukan kontrol fertilitas efektif ialah 39.5% pada 􀝇􀯗 = 4, atau kelompok wanita yang masih tergolong efektif melakukan kontrol fertilitas dengan batas bawah 39.2% dan batas atas 44%. Penentuan 􀝇􀯗 􀵌3 sesuai dengan norma keluarga yang ideal pada BKKBN menghasilkan gambaran tingkat keefektifan dari penggunaan kontrol fertilitas. Kelompok wanita yang melakukan KB secara efektif sebanyak 18.5% dengan batas bawah 18.4% dan batas atas 19.8%, yang menikah pada usia 20-24 tahun dan telah menikah selama 25-29 tahun. Kata Kunci: CPA (Cohort Parity Analysis), batas atas, batas bawah, pure spacing, perfect stopping. |